KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah atas limpahan
Rahmat, Taufiq, serta Hidayat Nya sehingga tugas makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta Salam semoga terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan inspirasi kepada
kami sehingga terselesaikanlah tugas makalah Biokimia ini, yang berjudul “PROTEIN”. Walaupun masih banyak
kekurangan, sebagaimana kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah lah
yang memiliki dan maha kuasa.
Kami ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang dengan keikhlasan membantu dalam proses penyelesaian makalah
biokimia ini.
Semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi pembaca, Amin.....
Cianjur, 18 Maret 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Apa yang Anda
bayangkan ketika mendengar kata makromolekul? Mungkin Anda akan membayangkan
sekumoulan atom-atom yang saling berikatan, Anda benar.
Makromelekul
memang merupakan struktur raksasa yang terdiri atas banyak atom. Perlu Anda
ingat, bahwa “ukuran raksasa” yang dimaksud adalah ukuran dalam skala
mikroskopik. Jadi, untuk melihat atau merasakan keberadaannya, Anda tetap
memerlukan makromolekul dalam jumlah yang sangat besar. Misalnya, sebutir telur
dapat Anda lihat karena terdiri atas banyak sekali makromolekul berupa protein
berupa protein dan lemak. Demikian
pula susu yang biasa anda nikmati, terdiri atas kumpulan ribuan molekul protein.
Protein merupakan salah satu contoh makromolekul yang disebut juga polimer. Apa
sebenarnya yang dimaksud dengan protein?
Dapatkah kita menguji keberadaan protein
pada makanan? Di makanan apa sajakah kita dapat menemukan protein? Anda dapat mengetahui hal-hal tersebut dan memperoleh
informasi lebih jauh mengenai protein
dengan membaca makalah ini.
2. Tujuan
1. Mendeskripsikan struktur protein
2. Mendeskripsikan tata nama protein
3. Mendeskripsikan penggolongan protein
4. Mendeskripsikan sifat protein
5. Mendeskripsikan kegunaan protein
6. Mendeskripsikan asal protein.
3. Manfaat Penulisan Makalah
1.
Bagi Guru
Bisa
dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para mahasiswa dapat lebih mudah
mengerti dan paham.
2. Bagi Mahasiswa
Bisa
dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri
dan meningkatkan bahan materi selain pemberian dosen pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Struktur Protein
Protein merupakan
senyawa makromolekul yang terbentuk dari hasil polimerisasi kondensasi berbagai
asam amino. Protein termasuk kopolimer. Setiap molekul protein mengandung
sekitar 20 jenis asam amino yang berikatan, dengan jumlah asam amino yang dapat
menxapai ribuan. Anatarmolekul asam amino tersebut berikatan kovalenyang
disebut ikatan peptida, yang terjadi antara atom C (gugus –COOH) dan atom N
(gugus –NH2).
Cara penamaan asam amino :
1. Menambahkan akhiran –il pada asam amino
awal (yg memiliki gugus fungsional bebas, -NH2)
2. diikuti asam amino berikutnya
3. diakhiri dengan asam amino terakhir (yang
memniliki gugus fungsional bebas, -COOH) tanpa akhiran –il
contoh
:
senyawa
tripeptida yang terbentuk dari asam amino glisin, alanin, dan fenilanin. Diberi
nama glisilalanilfenilalanin.
Empat tingkatan struktur protein :
1. struktur primer : rantai pendek dan lurus dari asam amino.
2. struktur sekunder : rangkaian lurus yang memiliki
struktur heliks, seperti pegas atau per.
3. struktur tersier : terbentuk jika rangkaian heliks
menggulung karena adanya tarik menarik
antarbagian polipeptida dan membentuk satu subunit protein.
4. struktur kuartener : jika antar subunit berinteraksi
membentuk struktur kuartener.
2. Penggolongan Protein
A.
Beradasarkan Bentuknya
1). Protein Serat
Yaitu, susunan rantai
polipeptida dalam suatu lembaran yang panjang. Merupakan komponen utama dari
lapisan kulit luar, rambut, bulu, kuku, dan tanduk. Berfungsi sebagai
pertahanan luar, pemberi bentuk seperti pada tulang, urat, dan lapisan kulit
sebelah dalam.
2). Protein Globular
Yaitu, rantai polipeptida yang
berlipat dengan rapat sehingga menjadi bulat (globular). Ia dapat berupa enzim,
protein dalam darah, antibodi, hormon, komponen membran, dan ribosom.
B.
Berdasarkan Jenis Monomernya
1). Protein sederhana
Yaitu protein yang seluruh
bagiannya terdiri atas asam amino. Yang termasuk dalam protein sederhana adalah
albumin, globulin, glutenin, prolamin, skleroprotein, histon, dan protamin.
2). Protein konjugasi
Yaitu protein yang monomernya
tersusun atas asam amino dan molekul lain, seperti lipid, asam nukleat, dan
karbohidrat. Protein yang tergolong ke dalam protein konjugasi, yaitu
fosfoprotein, lipoprotein, nukleoprotein, glikoprotein, dan kromoprotein.
C.
Berdasarkan Fungsinya
1). Enzim
Yaitu protein globular yang
memilik aktivitas kaatalitik (berfungsi sebagai biokatalis) yang sangat besar
dibandingkan katalis sintetik dan memilik spesifik terhadap subtratnya.
2). Protein Transpor
·
Dalam
plasma darah berfungsi untuk mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik
dari satu organ ke organ lain.
Contoh : Hemoglobin dalam plasma darah, yang
mengikat oksigen dan membanya ke jaringan poriferi.
·
Dalam
membran sel berfungsi untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan zat
makanan melalui membran sel ke dalam sel.
Contoh : albumin, serum, dan mioglobin
3). Protein nutrisi dan
penyimpana makanan
Berfungsi untuk menyimpan
makanan.
Contoh : feritin pada jaringan hewan merupakan
protein penyimpan Fe
4). Protein kontraktil
(motil)
Berperan dalam sistem
kontraktil otot rangka. Contohnya aktin dan miosin yang menyusun protein
filamen. Dan tubulin pada flagela dan silia yang digunakan untuk menggerakan
sel.
5). Protein struktural
Berperan sebagai filamen
penyangga untuk memberikan kekuatan dan perlindungan.
Contoh: kolagen, elasatin, keratin, fibroin.
6). Protein pertahanan
Berperan melindungi organisme
dari luka atau serangan dari spesies lain.
Contoh: imunoglobulin, fibrinogen, dan trombin
7). Protein pengatur
Mengatur aktivitas seluler
atau fisioligi.
Contoh: hormon insulin (mengatur
metabolisme gula dalam darah), hormon paratiroid (mengatur transpor Ca2+)
D.
Berdasarkan Asalnya
Dikelompokan menjadi dua,
yaitu protein hewani (berasal dari
hewan) dan protein nabati (berasal
dari tumbuh-tumbuhan).
Protein pada makanan :
1). Protein susu
Terdapat dalam susu sapi
berupa kasein dan serum susu. Selain itu, susu juga mengandung peroksidase,
fosfatase asam, fosfatase basa, xantina oksidasi, dan amilase.
2). Protein daging
Merupakan protein otot yang
terdiri dari 30% protein larut dalam air (miogen dan mioalbimin) adn 70%
protein tidak larut dalam air (miosin, aktin, dan tropomiosin).
3). Protein ikan
Terdiri atas protein larut air
dan protein tidak larut dalam air (protein fibril). Namun presentase protein
fibril pada ikan lebih rendah dibandingkan protein laruti airnya.
4). Protein telur
Terdiri atas protein putih
telur yang mengandung ovalbumin, lisozim, ovomusin, dan avidin. Dan protein
kuning telur yang mengandung sebagian besar lipoprotein.
5). Kolagen
Yaitu protein penyusun
jaringan ikat dalam otot, kulit, tulang, gigi, dan tendon. Jaringan ini
mempengaruhi tekstur dan keempukan daging.
6). Protein gandum
Terdiri atas glutenin(85%) dan
gliadin.. gluten bersifat kenyal dan dapat melekatkan komponen-komponen roti.
7). Protein kedelai
Merupakan sumber yang baik
untuk semua asam amino esensial, kecuali asam amino metionion dan tripofan.
Kandungan lisinnya tinggi, namun kadar glutenin dan gliadinnya rendah.
3. Uji Protein
Uji protein ada
yang bersifat kualitatif (identifikasi) dan ada pula yang bersifat kuantitatif
(pengukuran konsentrasi). Ada juga yang berlaku spesifik (hanya bereaksi
dengan asam amino tertentu) dan ada pula yang tidak spesifik untuk asam
amino tertentu sehingga dapat bereaksi dengan banyak jenis asam amino.
a). Uji Biuret
yaitu, salah satu pengujian
yang memberikan hasil positif pada senyawa-senyawa yang memiliki ikatan
peptida, sering digunakan untuk menunjukan adanya senyawa protein. Dan apabila
positif mengandung protein, akan terbentuk warna ungu.
b). Uji Xantroprotein
Pengujian ini memberikan hasil
positif terhadap asam amino yang merngandung cincin benzena seperti
fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Apabila positif mengandung asam amino yang
mengandung cincin benzena akan terbantuk endapan putih. Dan apabila dipanaskan,
warna putih tersebut akan berubah menjadi kuning.
c). Uji Millon
Pengujian ini membberikan
hasil positif terhadap protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus
fenol (contoh: tirosin). Protein dengan pereaksi Millon akan membentuk endapan
putih. Jika dipanaskan, warnanya akan berubah menjadi merah. Uji ini tidak dapat
digunakan untuk menganalisis urine karena ion NH4+ dapat
mengganggu uji ini.
d). Uji Belerang
Pengujian ini memberikan hasi
positif terhadap protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus
belerang (seperti: sistein, sistin, dan metionin). Jika protein tersebut
mengandung belerang, akan terbentuk endapan hitam timbal sulfida (PbS).
4. Denaturasi Protein
Denaturai protein
adalah berubahnya struktur protein dari struktur asalnya atau struktur
alaminya. Faktor-faktor yang mempengaruhi denaturasi protein, diantaranya suhu
tinggi, perubahan pH yang ekstrim, pelarut organik, zat kimia tertentu (urea,
detergen), atau pengaruh mekanik(pengguncangan).
Enzim
yang dipanaskan pada suhu yang terlalu tinggi, enzim tersebut menjadi tidak
aktifdan tidak dapat berfungsi lagi sebagai biokatalis. Pada peristiwa
denaturasi, struktur protein yang rusak adalah struktur kuartener, struktur
tersier, atau struktur sekunder, bergantung pada tingkat penyebab kerusakannya.
Tetapi adapun yang struktur primernya tetap utuh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Protein digolonglan berdasarkan :
A.
Asalnya
B.
Fungsinya
C.
Jenis Monomernya
D.
Bentuknya
Protein dapat kita jumpai pada :
1). Protein susu
2). Protein daging
3). Protein ikan
4). Protein telur
5). Kolagen
6). Protein gandum
7). Protein kedelai
Dan kita dalapat mengetahui keberadaan protein
dengan mengujinya melalui:
a). Uji Biuret
b). Uji Xantroprotein
c). Uji Millon
d). Uji Belerang
DAFTAR PUSTAKA
Sutresno, Nana. 2007. Cerdas Belajar
Kimia. Bandung : Grafindo Media Pratama.