KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang atas rahmatNya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang
berjudul “Analisa Kualitatif Protein”
Penulisan laporan praktikum
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Biokimia Pangan di Politeknik VEDCA cianjur.
Dalam penulisan laporan ini kami
meraasa masih banyak kekurangan baik tekhnik penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Akhirnya kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran mahasiswa selain pada buku
panduan dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi
kami sehingga tujuan yag diharapkan dapat tercapai.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Cianjur, 11 Mei 2012
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Protein merupakan salah satu
makromolekul yang amat penting di dalam metabolisme makhluk hidup, karena zat
ini disamping befungsi sebagai bahan bakar di dalam tubuh juga berfungsi
sebagai zat pembangun dan pengatur.
Protein adalah sumber asam asam amino
yang mengandung unsur C, H, O, dan N yang dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Molekul protein mengandung pola phosphor, belerang, dan ada jenis protein yang
mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Di dalam tubuh manusia terjadi
siklus protein artinya protein dipecah menjadi komponen yang lebih kecil yaitu
asam amino atau peptida. Terjadi juga sintesis protein baru untuk mengganti
yang lama. Praktis tidak ada sebuah molekul protein pun yang disintesis untuk
dipakai seumur hidup.
Protein dapat mengalami kerusakan
yang biasa disebut dengan denaturasi protein. Hal iu terjadi bila susunan ruang
atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah. Sebagian protein
globuler mudah mengalami denaturasi. Jika ikatan ikatan yang membentuk
konfigurasi molekul tersebut rusak, molek akan mengembang. Kadang-kadang
perubahan memang dikehendaki dalam pengolahan makanan, tetapi sering pula
dianggap merugikan sehingga perlu dicegah.
B.
Tujuan
Agar mahasiswa mengerti dan memahami
bagaimana cara menganalisa kualitatif protein dan mengatahui apa itu
denaturasi, presipitasi, reaksi biuret, dan reaksi formaldehid pada protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein berasal dari bahas Yunani yaitu
“proteios” yang berarti bertingkat pertama. Protein merupakan makromolekul yang
menyusun lebih dari separuh bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan
struktur sel, komponen utama struktur sel dari system komunikasi antar sel
serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel. Karena itulah
sebagian besar aktifitas penelitian biokimia tertuju pada protein khususnya
hormone, antibody, dan enzim.
Semua
jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap
jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel,
protein terdapat pada membrane plasma maupun membrane internal yang menyusn
organel sel seperti mitokondria, reticulum endoplasma, nucleus, dan beadan
golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya.
Protein-protein yang terlibat dalam reaksi sebagian berupa enzim.
Protein merupakan komponen utama bagi
semua benda hidup termasuk mikroorganisme, hewan, dan tumbuhan. Protein
merupakan rantaian gabungan 22 jenis asam amino protein ini memainkan berbagai peranan dalam benda hidup dan
bertanggung jawab untuk fungsi dan ciri-ciri benda hidup. Keistimewaan lain
dari protein ini adalah strukturnya yang mengandung N, C, H, O, dan S
kadang-kadang P, Fe, dan Cu.
Dengan demikian maka salah satu cara
terpenting yang cukupp spesifik untuk menentukan jumlah protein secara
kuantitatif adalah dengan penetuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan
atau bahan lain.
BAB III
METODOLOGI PRAKTEK
1.
Alat
dan Bahan
A.
Alat
1)
Pipet Tetes
2)
Tabung Reaksi
3)
Rak Tabung
Reaksi
4)
Penjepit Tabung
Reaksi
5)
Beaker
Glass
6)
Vortex
7)
Spatula
8)
Penangas
Air
9)
Pengatur Waktu
(Stopwatch)
10)
Pipet Ukur
B.
Bahan :
1)
telur ayam
2)
susu murni
3)
susu kedele
4)
1 N HCl
5)
1 N NaOH
6)
Air Suling
7)
Indikator
Universal
8)
Larutan
ZnSO4 encer
9)
KOH 10%
10)
NaOH 40%
11)
Larutan
CuSO4 0,1%
2. Prosedur
Praktikum
Acara 1 : Denaturasi oleh panas dan pH yang ekstrim
1.
Siapkan
3 tabung reaksi yang bersih.
2.
Isilah
masing – masing dengan 5 mL larutan protein.
3.
Kemudian
kedalam masing – masing tabung ditambahkan larutan sebagai berikut :
Nomor Tabung
|
Larutan
|
1
|
1
mL 1 N HCl
|
2
|
1
mL 1 N NaOH
|
3
|
1
mL Air Suling
|
4.
Masukkan semua tabung
kedalam penangas air mendidih selama 10 menit dan catat mana yang menggumpal
paling awal dan mana yang menggumpal paling akhir.
5.
Dinginkan dan
netralkan. Tabung 1 dinetralkan dengan 0,1 N NaOH dan tabung 2 dinetralkan
dengan larutan 0,1 N HCl (periksa dengan kertas pH).
6.
Catat perubahan yang
terjadi.
Acara
2 : Presipitasi dengan logam berat
Kedalam 2 mL larutan
protein encer, tambahkan setetes demi setetes larutan ZnSO4 encer,
catat perubahan yang terjadi. Tambahkan pereaksi tersebut sehingga berlebihan.
Catat apa yang terjadi.
Acara
3 : Reaksi Biuret
1.
Pipet 2 mL larutan
protein, masukkan kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 2 mL KOH 10 % atau
1 mL NaOH 40 %.
2.
Tambah beberapa tetes
(5 Tetes) larutan CuSO4 0,5 %.
3.
Campur dengan baik dan
amati warna yang terjadi.
4.
Ulangi percobaan
tersebut sekali lagi menggunakan 2 mL air suling sebagai control.
Acara
4 : Reaksi Formaldehid
1.
Pipet 2ml larutan
protein, masukan ke dalam tabung reaksi
2.
Reaksikan dengan
memasukan reagen formaldehid.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Acara 1 : Denaturasi oleh panas dan pH
yang ekstrem
TELUR
Nomor Tabung
|
Proses
|
Waktu
|
pH
|
Hasil
|
1
|
Telur
+ 1 mL 1 N HCl ; Vortex ; Panaskan ; Dinginkan ; Vortex + 1 mL 0,1 N NaOH
|
1’10”
|
11
|
Menggumpal
|
2
|
Telur
+ 1 mL 1 N NaOH ; Vortex ; Panaskan ; Dinginkan ; Vortex + 1 mL 0,1 N HCl
|
10’
|
3
|
Menggumpal
dan terbentuk 2 Lapisan
|
3
|
Telur
+ 1 mL Air Suling ; Vortex ; Panaskan ; Dinginkan ; Vortex
|
10’
|
8
|
Tetap
Homogen
|
SUSU
KEDELAI
Nomor Tabung
|
Proses
|
Waktu
|
pH
|
Hasil
|
1
|
Susu
Kedelai + 1 mL 1 N HCl ; Vortex ; Panaskan ; Dinginkan ; Vortex + 1 mL 0,1 N
NaOH
|
10’
|
3
|
Tidak
terjadi perubahan
|
2
|
Susu
Kedelai + 1 mL 1 N NaOH ; Vortex ; Panaskan ; Dinginkan ; Vortex + 1 mL 0,1 N
HCl
|
10’
|
3
|
Tidak
terjadi perubahan
|
3
|
Susu
Kedelai + 1 mL Air Suling ; Vortex ; Panaskan ; Dinginkan ; Vortex
|
10’
|
6
|
Tidak
terjadi perubahan
|
SUSU
MURNI
Nomor Tabung
|
Proses
|
Waktu
|
pH
|
Hasil
|
1
|
Susu
Murni + 1 mL 1 N HCl ; Vortex ; Panaskan ; Dinginkan ; Vortex + 1 mL 0,1 N
NaOH
|
10’
|
3
|
Terdapat
gumpalan – gumpalan kecil didalam larutan
|
2
|
Susu
Murni + 1 mL 1 N NaOH ; Vortex ; Panaskan ; Dinginkan ; Vortex + 1 mL 0,1 N
HCl
|
10’
|
3
|
Terjadi
perubahan warna menjadi putih kecokelatan sebelum dinetralkan, dn setelah
dinetralkan terbentuk 2 lapisan
|
3
|
Susu
Murni + 1 mL Air Suling ; Vortex ; Panaskan ; Dinginkan ; Vortex
|
10’
|
5
|
Larutan
mengental
|
Diperoleh
bahwa untuk setiap larutan protein terdapatnya gumpalan – gumpalan ataupun
endapan berwarna putih. Penggumpalan ini terjadi setelah dilakukannya
pemanasan. Proses pemanasan dapat menyebabkan rusaknya struktur protein.
Protein sangat peka terhadap lingkungan apalagi dengan adanya perubahan suhu,
hal ini menyebabkan larutan menjadi keruh dan adanya gumpalan – gumpalan dari
protein yang terdenaturasi. Pemanasan akan membuat protein terdenaturasi
sehingga kemampuan mengikat airnya menurun, hal ini terjadi karena energy panas
akan mengakibatkan terputusnya interaksi nonkofalen yang ada pada struktur
alami protein tetapi tidak memutuskan ikatan kofalennya yang berupa ikatan
peptida.
Acara 2 : Presipitasi dengan logam berat
Jenis Tabung
|
Proses
|
Hasil
|
Telur
|
2
mL Telur + ZnSO4 Encer
+
ZnSO4 Encer berlebihan
|
Tidak
terjadi perubahan
Stuktur
pecah (terjadi denaturasi protein)
|
Susu
Murni
|
2
mL Susu Murni + ZnSO4 Encer
+
ZnSO4 Encer berlebih
|
Tidak
terjadi perubahan
Stuktur
pecah (terjadi denaturasi protein)
|
Susu
Kedelai
|
2
mL Susu Kedelai + ZnSO4 Encer
+
ZnSO4 Encer berlebihan
|
Struktur
Pecah
|
Telur, susu murni, dan susu kedelai
apabila ditabahkan ZnSO4 , hal ini di karenakan adanya denaturasi
pada bahan tersebut mengalami pemecahan protein
Acara 3 : Reaksi Biuret
Jenis Tabung
|
Proses
|
Hasil
|
Telur
|
2
mL Telur + 1 mL NaOH 40 %
+ 5
Tetes CuSO4 0,1 %
|
Terbentuk
2 lapisan (lapisan telur dan KOH)
Endapan
kuning telur yang terdapat pada lapisan bawah memadat
|
Susu
Murni
|
2
mL Susu Murni + 2 mL KOH 10 %
+ 5
Tetes CuSO4 0,1 %
|
Terbentuk
2 lapisan, lapisan atas berwarna putih susu dan lapisan bawah putih bening
Membentuk
warna ungu dibagian permukaan
|
Susu
Kedelai
|
2
mL Susu Kedelai + 1 mL NaOH 40 %
+ 5
Tetes CuSO4 0,1 %
|
Terbentuk
2 lapisan ; bagian atas berwarna putih
susu dan bagian bawah berwarna putih
jernih
Larutan
menjadi menggumpal membentuk warna kuning muda dan membentuk cincin berwarna
ungu
|
Pada susu murni dan susu kedelai memberikan hasil
positif adanya protein. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu
dengan gugus –CO dan –NH pada molekulnya. Pada telur tidak terdapat cincin
berwarna ungu, mungkin adalah salah satu kesalahan yang terjadi saat kerja
praktek saat mengamati warna yang terbentuk ataupun kesalahan dalam prosedur
pengerjaan.
Acara 4 : Reaksi Formaldehid
Jenis Tabung
|
Proses
|
Hasil
|
Telur
|
2
mL Telur + 1 mL Formaldehid
|
Terbentuk
2 lapisan ; bagian atas berwarna putih bening dan bagian bawah berwarna
kuning telur, namun setelah dikocok menjadi homogen / mencampur
|
Susu
Murni
|
2
mL Susu Murni + 1 mL Formaldehid
|
Tidak
terjadi perubahan
|
Susu
Kedelai
|
2 mL
Susu Kedelai + 1 mL Formaldehid
|
Terbentuk
2 lapisan ; bagian atas berwarna putih
bening dan bagian bawah berwarna putih
susu. Setelah di kocok berubah warna menjadi putih kecoklatan.
|
Pada percobaan
tersbut apabila ditambahkan formaldehid bahan tersebut akan terjadi pengerasan
pada struktur yang menjadikan bahan lebih awet dalam waktu yang relative lama,
tetapi tidak merubah warna pada bahan.
BAB V
KESIMPULAN
1. Denaturasi
Denaturasi protein
adalah hilangnya sifat- sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan
hydrogen dan gaya- gaya sejunder lain yang memutuskan protein. Faktor yang
menyebabkan Denaturasi Protein adalah perubahan temperature( panas) dan pH yang
ekstrem yang ditandai dengan menggumpal dan mengendapnya suatu larutan. Faktor
lain yang dapat menyebabkan denaturasi adalah detergent, radiasi zat
pengoksidasi atau pereduksi, dan perubahan jenis pelarut
2. Presipitasi
Pada susu murni,dan
susu kedelai r terjadi peubahan yang berupa perubahna warna yang menjadi lebih
keruh dari semula dan menjadi kental. Pada telur ayam terjadi perubahan fisik
berupa pengendapan berwarna putih
3. Reaksi
Biuret
Warna ungu yang terbentuk pada susu
murni dan susu kedelai tersebut menunjukan adanya biuret dimana dalam larutan
basa (NaOH) akan menghasilkan cincin ungu bila direaksikan dengan CuSO4.
Kesipulannya susu murni dan susu kedelai mengandung protein.
4. Reaksi
Formaldehid
Penambahan
formaldehid dapat merubah keadaan fisik
yang mengindikasikan terjadi perubahan struktur dari protein yang menyebabkan
keawetannya pada bahan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://intannursiam.wordpress.com/2010/07/06/laporan-ipn—tan-sifat-sifat-protein/
http://rehmanisa.blogspot.com/2011/11analisis-data-denaturasi-protein.html?m=1