[LP] Pembuatan Kue Kering (Cookies)

Pada praktikum pembuatan kue kering ini merupakan produk olahan kue yang diolah dengan suhu yang tinggi dengan menggnakan tepung terigu protein renadh sehingga dihasilkan kue dengan tekstur yang kering dan renyah. Praktikum pembuatan kue kering ini membuat 3 jenis kue kering yang berbeda pada tiap-tiap kelompok. Kelompok 1 membuat butter cookies, kelompok 2 membuat chocochip cookies, dan kelompok 3 membuat cookies lidah kucing. Kue kering yang dihasilkan dari ketiga kelompok memiliki karkteristik warna, rasa, serta kenampakan yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena bahan baku tambahan yang digunakan pada ketiga kelompok berbeda-beda, sehingga warna dan rasa yang dihasilkan ketiganya pun berbeda. Sedangkan perbedaan kenampakan yang dihasilkan dari ketiga cookies tersebut dikarenakan adanya perbedaan perlakuan pembentukan maupun alat bantu pencetakan dari ketiga cookies tersebut. Namun pada tekstur dan aroma yang diahsilkan dari ketiga cookies tersebut, umumnya sama.



Tekstur yang padat dan renyah ini dihasilkan dari seluruh kelompok. Tekstur yang padat dan renyah ini dihasilkan dari adanya 2 golongan bahan yang sesuai dengan landasan teori, yatiu bahan pembentuk struktur dan bahan pendukung kerenyahan. Bahan pendukung struktur yaitu tepung terigu, tepung terigu yang dipakai adalah tepung terigu protein rendah. Sehingga akan dihasilkan kue yang rapuh dan kering merata, karena tepung terigu protein rendah tidak atau sedikit membentuk gluten. Dimana gluten tersebut akan membuat kue kering menjadi liat dan tidak kering. Pembuatan kue kering tidak dibutuhkan pengembangan, karena memang pada pembuatan kue kering tidak diharapkan terbentuknya gluten yang akan membuat cokies menjadi tidak kering. Oleh karena itu tepung terigu dicampurkan diakhir pencampuran bersama bahan-bahan kering lainnya, karena jika terigu dicampur terlebih dahulu sebelum bahan basah masuk, maka akan membuat adonan menghasilkan gluten.
Kemudian golongan ke dua yaitu bahan pendukung kerenyahan, yaitu gula, lemak, dan kuning telur. Golongan bahan inilah yang dikocok diawal pncampuran untuk membuat adonan yang creamy. Pembuatan kue kering ini menggunakan gula halus, karena gula halus akan lebih mudah tercampur dengan margarin pada pengocokan awal. Selain itu dengan penggunaan gula halus dihasilkan kue kering dengan tekstur yang pori-porinya halus dan kecil. Bahan lemak yang digunakan yaitu margarine dan butter, sehingga menjadikan kue kering menjadi rapuh, kering, gurih, dan berwarna agak kekuningan. Kuning telur yang digunakan juga perfungsi sebagai perenyah selain itu akan mengahsilkan flavour yang khas pada cookies. Tekstur yang garing dan renyah yang merata ini dihasilkan dari adanya perlakuan pengayakan pada proses pencampuran, sehingga tidak terdapat bahan kering yang menggumpal dan menjadikan adonan dengan lapisan yang tidak seragam, sehingga tekstur yang dihasilkan pun tidak renyah merata. Tekstur yang renyah ini juga dihasilkan dari adanya proses pemanggangan pada suhu yang sangat tinggi sehingga kadar air yang terdapat pada adonan menguap keluar, karena panas yang dihasilkan dari oven.
Aroma khas pada masing-masing kue kering dihasilkan dari bahan-bahan penyusun kue kering  dimana aroma volatilnya keluar karena adanya proses pemanggangan dengan suhu yang tinggi dari oven. Pada kelompok 1, tercium sekali aroma yang khas dari mentega. Hal ini disebabkan karena komponen penyusun butter cookies ini penggunakan banyak mentega sehingga aroma yang timbul pun akan semakin menyolok dibanding aroma pada cookies lain. Butter cookies memang merupakan kue kering dengan mengandalkan kerenyahan pada lemak yang digunakan. Sedangkan pada kelompok 2 tercium sedikit aroma coklat yang dihasilkan dari bubuk coklat. Karena bubuk coklat memiliki sifat dimana pada saat bubuk coklat terkena suhu yang tinggi maka akan menghasilkan aroma yang khas. Aroma khas coklat tersebut juga didukung oleh aroma choco chips yang keluar pada proses pemanggangan.
Warna yang dihasilkan pada kelompok 1 dan 2, umumnya berwarna putih kekuningan. Warna putih kekuningan ini dihasilkan dari adanya pemberian margarin dan kuning telur pada adonan. dimana kuning telur (lesitin) yang digunakan akan memberikan warna kekuningan pada cookies. Namun warna putih yang dihasilkan keduanya berbeda. Lidah kucing memilik warna putih yang lebih putih dibandingkan dengan butter cookies. Hal tersebut dikarenakan pembuatan lidah kucing tidak menggunakan kuning telur melainkan hanya margarin dan butter saja. Sedangkan untuk kelompok 2 dihasilkan warna coklat, karena adnya penambahan bubuk coklat pada adonan.
Kenampakan yang dihasilkan dari ketiga cookies berbeda-beda. Bentuk yang tidak serupa ini dihasilkan dari bedanya pencetakan yang dilakuakan. Kelompok 1 menggunakn spuit dengan bentuk gerigi bunga. Sehingga dihasilkan bentuk yang bergerigi pada cookie. Sedangkan kelompok 2 mengahasilkan bnetuk yang bulatdengan permukaan atas yang berkelok. Bentuk yangg bulat ini dihasilkan dari pembulatan adonan kemudian dipipihkan, setelah itu digores menggunakan garpu dan diberi chocochips. Untuk kelompok tiga dihasilkan cookies yang panjang dan melebar. Bentuk ini dihasilkan dari pencetakan dengan plastik segitiga yang dilubangi kemudian dicetak pada loyang dalam bentuk memanjang. Melebarnya lidah kucing dikarenakan sistem pengocokan gula halus dan margarin hingga lembut, sehingga terbentuklah adonan yang tidak terlalu padat sepert butter cookies maupun chocochips cookies.

Download laporan praktikum selengkapnya disini

Comments
0 Comments

0 komentar: