Pada praktikum ini bertujuan untuk melihat perbedaan antara metode
pencampuran yang berbeda yaitu straight dough dan sponge and dough. Straight
dough dibedakan kembali menjadi 2 kategori yaitu dengan fermentasi sponge
selama 3-4 jam dan selama 12-22 jam. Penerapan perbandingan metode pencampuran
ini diterapkan pada pembuatan roti manis dengan jenis isi yang berbeda-beda.
Pda ketiga perlakuan ini memiliki teknik yang berbeda mulai dari waktu
fermentasi, teknik pencampuran, dan formulasi bahan yang digunakan.
Pada masing-masing metode pencmpuran memiliki kekurangan serta kelebihan
masing-masing. Metode sponge and dough menghasilkan produk akhir yang baik,
aroma serta seratnya lembut, dan daya tahannya dapat mencapai satu minggu.
Aroma dari roti dengan metode sponge and dough ini lebih unggul dari pada
metode straight dough. Karena aroma khas roti ini dihasilkan pada saat waktu
fermentasi berlangsung. Dimana ragi melakukan aktivitas dengan mengubah karbohidrat
menjadi alkohol dan gas. Aroma tersebut berasal dari alkohol yang terbentuk.
Oleh karena iu semakin lama proses fermentasi
berlangsung maka hasil alkohol yang terbentuk juga akan semakin banyak,
dan aroma khas rotinya pun akan semakin baik. Proses fermentasi yang paling
lama pada ketiga kelompok ini yaitu pada kelompok 2 (over sponge and dough)
lamanya fermentasi ini terletak pada fermentasi spongenya (biang) selama 12-22
jam. Dimana pemakain bahan pembentuk sponge yaitu 40% dari total keseluruhan adonan.
Setelah fermentasi sponge berlangsung, kemudian dilakukan pencampuran bersama
60% bahan sisanya dengan menggunukan mixer. Aroma yang paling baik baik urutan
ke dua yaitu pada kelompok 1. Metode pencampuran pada kelompok 1 sama seperti
metode pencampuran yang dilakukan oleh kelompok 2, hanya saja waktu fermentasi
sponge yang dilakukan lebih sebentar dibanding kelompok 2, yaitu sekitar 3-4
jam saja. Sehingga aroma yang dihasilkan tidak sebaik kelompok 1. Penggunaan
ragi pada metode ini pun, hanya sedikit, relatif lebih rendah dari yang
seharusnya. Hanya saja kelemahan metode ini, yaitu memiliki waktu yang relatif
lama, tenaga kerja serta alat yang digunakan pun lebih banyak. Oleh karena itu,
apabila terdapat pesanan dadakna pada sebuah perusahaan. Maka perusahaan
tersebut tidak dapat membuat roti tersebut dengan metode ini, karena untuk
membuat adonan spongenya membutuhkan waktu yang lama.