PEMBAHASAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pelembut
roti (bread improver) terhadap kualitas roti yang diterapkan dalam pembuatan
roti tawar. Pembuatan roti tawar ini, diberikan perbedaan perlakuan pada 3
kelompok untuk membandingkan kualitas organoleptik pada roti tawar. Dimana
ketiga perlakuan tersebut, yaitu tanpa penggunaan bread improver, dengan penambahan baker’s bonus,
dan dengan penambahan IF-100. Bread improver dan IF-100 merupakan salah satu
produk bread improver yang memiliki fungsi sama dalam pembuatan roti yang
menggunakan ragi untuk pengembangannya, yaitu sebagai pelembut roti, serta
pemercepat proses fermentasi.
Bread improver yang digunakan dapat mempengaruhi pada kualitas akhir roti
dan terlihat pada organoleptik hasil akhir roti, yaitu tekstur, aroma,
keseragaman pori, kekompakan, dan rasa. Hal tersebut terjadi karena bread
improver mendukung kerja ragi dalam memproduksi gas CO2 saat masa
fermentasi dan menjaga kestabilan kandungan gas di dalam adonan. dimana hal
tersebut yang akan menentukan cita rasa, kestabilan volume, dan shelf life
adonan setelah dipanggang. Proses tersebut terjadi, karena bread improver
memiliki kandungan enzim amilase, enzim lipase, asam askorbat, dan emulsifier
di dalamnya. Enzim amilase dan lipase berfungi untuk memotong pati menjadi gula
sederhana yang merupakan sumber nutrisi
bagi ragi. Sehingga proses fermentasi dapat berlangsung lebih cepat, dari pada
produk yang tidak menggunakan bread improver. Sedangkan asam askorbat akan
membuat kerangka dasar roti yang terbentuk dari gluten menjadi lebih kuat,
sehingga lebih kokoh dalam menampung gas yang dihasilkan dari aktivitas
ragi. Emulsifier akan menggabungkan
antara partikel air dan partikel lemak pada adonan dalam rantai gluten sehingga
menghasilkan pengembangan gluten yang menentukan volume adonan meningkat.
Baker’s bonus dan IF-100 merupakan produk yang memiliki fungsi sama yaitu
untuk membantu kinerja ragi dan meningkatkan kualitas pada roti. Namun terdapat
perbedaan antara baker’s bonus dan IF-100. Baker’s bonus merupakan bread
improver yang memang berfungsi utnuk membantu kinerja ragi dalam menghasilkan
gas, selain itu pemproduksian gas dapat menjamin bahwa gas yang terbentuk dalam
jumlah yang cukup, laju maksimum sepanjang periode fermentasi. Baer’s bonus
dapat menahan gas, dengan memodifikasi struktur gluten dalam adonan sehingga
sebagian besar dari gas yang dihasilkan ragi akan tertahan. Hal tersebut lah
yang membuat roti dengan penambahan baker’s bonus akan lebih mengembang, yaitu
pada roti B. Sehingga pada roti B dihasilkan pengembangan yang paling tinggi
diantara roti lainnya. Hal tersebut dibuktikan dalam uji keraptan massa. Dimana
roti dipotong seperti kubus kemudian ditimbang, semakin ringan massa roti maka
semakin tinggi pengembangan roti.
Sedangkan pada IF-100 merupakan bagian dari Bread Conditioner, yang mana
produk tersebut lebih mementingkan pada tekstur serta kelembutan dari serat
roti. Sehingga roti C dengan penambahan IF-100 menghasilkan tekstur roti yang
lebih lembut dibandingkan dengan roti lainnya. Sehingga membuat roti lebih
empuk, dan memiliki serat yang lebih lembut. Penggunaan IF-100 ini berpengaruh
terhadap tekstur, keseragaman pori, kekompakan, juga rasa. Namun tidak
berpengaruh pada aroma yang dihasilkan. Sedangkan baker’s bonus akan
berpengaruh terhadap pengembangan, volume, serta rapat massa pada roti.
Download Laporan Praktikum selengkapnya disini