[TUGAS TPP] Makalah Emulsi


1.             PROSES PEMBUATAN BAKSO

Pada gambar diatas yang telah dijelaskan dalam point pertama dibuat seperti bagan alur guna untuk mempermudah pembaca dalam menggambarkan proses pembuatan bakso ayam. Gambar tersebut diambil langsung oleh kami dari praktikum mata kuliah Teknologi Pengolahan Pangan pada materi emulsi yang diterapkan dalam pembuatan Bakso Daging Ayam yang akan dibahas pada point ini dalam makalah kami.
Berikut adalah tahapan pembuatan bakso ayam, beserta materi dan pembahasannya :
1.         Persiapan daging
Merupakan bagian awal dari proses pembuatan bakso ayam. Pertama ayam disiapkan, kemudian ditimbang hingga mencapai 500 g. Perlakuan awal ayam tidak perlu di thawing. Karena saat daging ayam direndam ataupun dicuci dengan air, protein yang larut dalam air akan ikut keluar bersamaan dengan air yang mengalir. Bila protein yang ada dalam daging hilang, maka bakso yang dihasilkan menjadi tidak terlalu baik. Karena protein daging aya tersebut dijadikan sebagai emulsi pada pembuatan bakso ini. Jika emulsi yang ada menghilang, maka daging dan bahan-bahan tidak akan dapat bersatu dengan baik.

Jika memang perlakuan ini sudah terlanjur dilakukan, maka air yang dipakai merendam atau mencuci daging tersebut harus ikut dicampur bersamaan dengan daging yang akan dibuat bakso ayam. Namun hal ini lebih baik tidak dilakukan, dikarenakan adanya air yang ikut dalam pembuatan bakso daging ayam ini dan akan membuat hasil akhir dari bakso tersebut tidak terlalu baik.
Hal untuk mendapat yang terbaik dalam pembuatan bakso daging ini adalah menggunakan ayam segar yang baru saja dipotong, karena protein yang terdapat dalam daging ayam tersebut masih banyak, dan belum ada yang terbuang.
2.         Pemotongan daging
Tahapan ini merupakan materi pengecilan ukuran, yang berupaya untuk memudahkan saat proses penggilingan.
3.         Persiapan bumbu-bumbu dan bahan.
Bumbu-bumbu disiapkan, kemudian ditimbang sesuai dengan formula. Untuk bawang putih dan bumbu-bumbu lainnya (kecuali bawang goreng, garam, STTP, es batu dan aci kawung) di haluskan hingga homogen. Lakukan penghasulan terpisah pada bawang goreng. Berikut merupakan khasiat dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bakso ayam ini:
·      Garam
Aberle et al (2001) menyatakan bahwa garam yang ditambahkan pada daging yang digiling akan meningkatkan protein miofibrilar yang terekstraksi. Fungsi garam adalah menambah atau meningkatkan cita rasa dan memperpanjang masa simpan produk. Protein memiliki peranan penting sebagai pengemulsi. Fungsi garam adalah menambah atau meningkatkan rasa dan memperpanjang masa simpan (shelf-life) produk. Penambahan garam sebaiknya tidak kurang dari 2% karena konsentrasi garam yang kurang dari 1,8% akan menyebabkan rendahnya protein yang terlarut.
·      STTP
Fosfat yang digunakan dalam system pangan menanpilkan fungsi-fungsi kimia yaitu mengontrol pH, meningkatkan kekuatan inik dan pemisahan ion logam, dan meningkatkan daya ikat air. STTP bisa tidak dipakai bila daging ayam yang digunakan masih segar (baru saja disembelih)
·      Es batu
Menurut Ockerman (1983), salah satu tujuan penambahan es dan air pada produk emulsi daging adalah menurunkan panas produk yang ditimbulkan oleh gesekan selama penggilingan. Jika panas ini menjadi berlebih maka emulsi akan pecah clan produk tidak akan bersatu selama pemasakan. Hal ini disebabkan oleh adanya denaturasi protein akibat panas yang terlalu tinggi.
·      Bawang Putih
Bawang putih mengandung antioksidan yang kuat dan dapat memperpanjang daya tahan bakso. Bawang putih  dapat dipakai sebagai pengawet karena bersifat bakteriostatik yang disebabkan oleh adanya zat aktif allicin yang sangat efektif terhadap bakteri
·      Bawang goreng
Digunakan untuk membuat aroma yang khas pada bakso ayam
·      Merica
Merica atau lada putih bubuk adalah lada putih (piper ningrumlim) yang dihaluskan, mempunyai aroma dan rasa yang khas lada. Manfaat penambahan lada yaitu untuk menguatkan rasa yang terdapat pada makanan terutama rasa pedas.
·      Aci kawung (pati)
Pati  berfungsi sebagai bahan pengental, bahan pemadat atau pengisi. Guna sebagai penekanan biaya produksi.
4.         Penggilingan daging
Penggilingan daging dilakukan untuk membentuk suatu adonan yang siap untuk dicetak. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, penambahan garam dan STTP dilakukan di awal penggilingan daging, sementara bumbu ditambahkan terakhir. Dengan tujuan untuk mengoptimalkan jumlah protein myofibril yang terekstrak dan mengembang sehingga daya ikat air dan daya emulsi optimal. Kemudian saat penggilingan, diberikan es batu secara perlahan.  Guna untuk menjaga suhu pada daging agar suhu tidak naik. Suhu yang naik disebabkan oleh food processor yang sedang menggiling daging. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan protein pada daging terdenaturasi, sehingga menyebabkan fungsional dari emulsifier menjadi berkurang.
5.         Pencetakan bakso
Bakso dicetak dengan kedua tangan yang dikepalkan, guna untuk membentuk dan memudahkan bahan saat perebusan
6.         Perebusan
Pemasakan dilakukan dengan dua tahap, agar bakso yang dihasilkan tidak keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang terlalu cepat. Pada tahap pertama bertujuan untuk membentuk bakso dan membuat tekstur bakso kompak, karena bakso dipanaskan (direbus) hingga suhu sekitar 60-80oC. Hal ini disebabkan karena adanya proses gelatinisasi pada suhu 50 oC, sehingga bakso yang dihasilkan kompak (seragam) tidak terbentuk bagian terpisah-pisah. Kemudian pada tahap kedua, bakso dipindahkan kembali (direbus) dalam air mendidih 100oC hingga matang.
7.         Pengemasan
Setelah bakso ayam ditiriskan, dan dihilangkan uapnya. Maka bakso siap dikemas dan siap pula untuk dikonsumsi.
BAB IV
PENUTUP
1.             KESIMPULAN
Emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm, yang dapat distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok. Pengemulsi merupakan bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Bahan tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang mengandung air dan minyak. Emulsifier adalah zat yg berfungsi utk menstabilkan emulsi, yaitu campuran 2 zat yg tdk mudah utk saling bercampur seperti air dan minyak. Tanpa penambahan zat ini (emulsifier), emulsi/campuran menjadi kurang stabil dan mudah terpisah.
Bakso merupakan panganan yang menggunakan emulsi pada pembuatannya. Dibutuhkan penanganan khusus agar dapat dihasilkan produk akhir yang baik, empuk, kenyal, dan putih. Penanganan awal, perlakuan mekanik, pencampuran, dan suhu perebusan sangat berpengaruh terhadap mutu dan kualitas bakso. Oleh karena itu perlu diperhatikan dengan hati-hati pada saat proses pembuatan berlangsung.

A.           SARAN
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca lembih memahami teori tentang emulsi dan emulsifier yang diterapkan pada pembuatan bakso. Pada saat proses pembuatan bakso berlangsung diharapkan pembaca melakukannya dengan hati-hati dan tidak terburu-buru.

download makalah klik disini

Comments
0 Comments

0 komentar: