1. PEMBAHASAN
a. Perhitungan
bakteri pada starter
Pada praktikum ini, bakteri yang terdapat pada starter adalah 5,15.106 sel/ml. Namun
perhitungan bakteri pada starter ini bisa jadi belum akurat. Disebabkan data
hasil pengenceran yang adapun, belum dapat dikatakan akurat. Karena semakin
kecil seri pengenceran seharusnya, bakteri yang ada pun akan semakin sedikit.
Tetapi disini ditemukan bahwa bakteri menjadi berkembang di seri pengenceran
yang lebih kecil. Hal ini terjadi, mungkin disebabkan karena:
1. Seri pengenceran yang dihitung, berasal dari starter yang
berbeda-beda sesuai dengan kelompok yang menghitung. Jadi starter yang dihiutng
ini tidak berasal dari starter yang sama, melainkan dari starter dari
masing-masing kelompok
2. Kesalahan mahasiswa (human error) ketika menghitung bakteri dari
hemositometer.
3. Pada saat pengenceran dilakukan kurang aseptic sehingga bakteri
lain ikut tercampur dalam starter ataupun pad seri pengenceran.
Hasil
perhitungan pada starter yang dipakai untuk pembuatan nata mengalami penurunan
dari biakan murni yang dipakai untuk pembuatan starter tersebut. Oleh karena
itu starter yang baik digunakan adalah hingga turunan ke 4 (F4), setelah itu
sudah tidak dapat lagi dibuat menjadi starter kembali. Hal ini dapat di
karenakan bakteri yang dipakai untuk pembuatan nata kurang banyak untuk
membentuk lapisan-lapisan nata. Dapat dilihat dari hasil penurunan mikroba yang
ada pada biakan murni lalu turun pada starter yang dipakai untuk membuat nata.
b. Pembuatan
Nata De Coco
Dari hasil
pengamatan dan analisis hasil, diperoleh keterangan sebagai berikut, dalam
pembuatan nata de coco kali ini menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Selain itu bahan baku utama dalam pembuatan nata de coco ini
adalah air kelapa. Bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3,
sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu
28°C – 31 °C. Bakteri Acetobacter xylinum ini akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam
air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol.
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan
propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam
asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah
memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa
(Fardiaz, 1992; Anonim, 2007).
Menurut Anonim (2007) bakteri Acetobacter Xylinum mengalami
pertumbuhan sel dan beberapa fase pertumbuhan sel yaitu :
1.
Fase
Adaptasi,
Apabila bakteri dipindah ke media baru
maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pada fase ini terjadi aktivitas metabolism dan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi.
2.
Fase Pertumbuhan Awal,
Fase pertumbuhan awal dimulai dengan
pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja
3.
Fase Pertumbuhan Eksponensial,
Fase eksponensial dicapai antara 1-5
hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase
sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata).
Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter Xylinum dalam
membentuk nata.
4.
Fase Pertumbuhan Lambat,
Fase pertumbuhan yang melambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolic
yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua.
Pada fase in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih
lebih banyak dibanding jumlah sel mati.
5.
Fase Pertumbuhan Tetap,
Fase ini terjadi keseimbangan
antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada
fase ini.
6.
Fase Menuju Kematian,
Terjadi akibat nutrisi dalam media sudah
hampir habis.
7.
Fase Kematian.
Fase menuju kematian Setelah nutrisi habis, maka bakteri akan mengalami fase kematian.
Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain Acetobacter
Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya
4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada
suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam
fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran
masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.
Ø PERUBAHAN
YANG TERJADI
Proses
terbentuknya nata de coco dapat diuraikan sebagai berikut :
sel-sel Acetobacter Xylinum mengambil glukosa
dari larutan gula, kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor
pada membran sel, kemudian keluar bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan
glukosa menjadi selulosa diluar sel. Prekursor dari polisakarida tersebut
adalah GDP-glukosa. Pembentukan
prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti Ca2+, Mg2+. Prekursor
ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan aseptor membentuk
selulosa atau nata (Anonim, 2007). Jika digambarkan maka perubahan yang terjadi
selama proses pembentukan nata (Gambar 1) adalah sebagai berikut:
Pada prinsipnya, pembuatan nata de coco merupakan bentuk perubahan
glukosa menjadi sukrosa oleh mikroba.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan
dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi
demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat
menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik
yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar
benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga
transparan, yang disebut sebagai nata.
Ø CARA
PEMBUATAN
Cara
pembuatan nata de coco Menurut Hayati (2001) ; Prasasto
(2008) sebagai berikut:
a. Persiapan
air kelapa
Air kelapa yang akan digunakan untuk
pembuatan Nata De Coco harus dibersihkan dari kotoran lain dengan cara disaring
lalu dipanaskan sampai mendidih. Setelah didinginkan kembali, air kelapa siap
digunakan sebagai media.
b. Persiapan
media
Media dibuat dengan cara mencampurkan
air kelapa dengan gula sebanyak 7,5 %, dipanaskan dan ditambahkan asam cuka
glasial sebanyak 1,5 % dari jumlah volume air kelapa, kemudian diaduk sampai
merata. Tambahkan slarter bakteri Nata dan diaduk lagi sampai merta. Media ini
kemudian disimpan dalam wadah kira–kira 15 cm. Wadah–wadah ini ditutupi rapat
dengan kain supaya tidak dapat dimasuki serangga dari luar.
c. Fermentasi
(peragian)
Selama fermentasi, media dibiarkan pada
rak–rak yang datar dan tidak diganggu. Setelah
dua hari, mulai terlihat ada lapisan tipis di permukaan yang semakin lama
semakin menebal. Hasilnya dapat dipanen setelah waktu peragian selama 6 – 15
hari.
d. Penghilangan
asam
Untuk meenghilangkan asam cuka, Nata De
Coco direndam selama 3 hari dengan mengganti air perendam setiap harinya.
e. Pengawet
Sesudah diiris–iris berbentuk kubus, Nata De Coco lalu direbus
selama 30 menit, kemudian ditiriskan. Setelah itu Nata De Coco dicampur dengan
30 – 40% larutan gula pasir, lalu dibiarkan selama 1 malam.
Ø FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PEMBUATAN NATA DE COCO
Menurut Anonim (2007), Factor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter
Xylinum mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen,
serta tingkat keasaman media temperature, dan udara (oksigen). Senyawa karbon
yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida.
Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber
nitrogen bisa berasal dari bahan organic seperti ZA,
urea.
Namun, menurut Warisno (2004)
proses pembuatan nata de coco sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi acetibacter xylium sebagai bakteri
untuk proses fermentasi air kelapa. Pertumbunan acetibacter xylium tersebut
dipengaruhi oleh oksigen, pH, suhu, dan nutrisi. Faktor-faktor inilah yang
harus diperhatikan untuk memperoleh nata de coco yang berkualitas baik. Di
samping itu, dalam pembuatannya sangat memerlukan ketelitian dan sterilitas
alat. Layaknya proses fermentasi yang lain, maka keberhasilan pembuatan nata de
coco sangat tergantung pada kebersihan dan sanitasi peralatan yang digunakan,
dan penggunaan bahan yang tepat.
download full laporan : click here