BAB III
PEMBAHASAN
A. Anak Meneruskan Sifat Orang Tua
Orang tua atau dari orang-orang lain yang dituakan dalam keluarga itu adalah cerminan untuk sifat anak ataupun keurunannya. Disebabkan karena keluarga merupakan pokok penting yang fundamental bagi pembangunan individu secara personal. Maka lahirlah beraneka ragam individu dalam hal karakteristik dan kebudayaan dari suatu keluarga.
Sama seperti pohon, jika bibit yang ditanam adalah bibit unggul, maka hasilnya juga akan baik, begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, keluarga sangat besar andilnya dalam hal mengembangkan masyarakat suatu bangsa. Dengan kata lain, penerus bangsa berasal dari keluarga. Jika dalam suatu bangsa, keluarga yang membentuknya itu berasal dari kualitas yang baik, maka besar kemungkinan bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang baik.
Berikut beberapa hal penting yang bisa menunjukkan ciri-ciri keluarga ideal guna pembentukan individu yang berkualitas baik:
1. Kasih
Kasih adalah bahasa universal yang membuat orang bisa menerima orang lain baik kekurangannya dan kelebihannya. Jika dalam suatu keluarga ditanamkan sikap kasih, maka akan menghasilkan anak dan keluarga yang bisa mengasihi orang lain dan membuat keluarga tersebut bisa menerima perbedaan yang nyata itu sebagai suatu hal yang indah dan dekoratif. Perbedaan tidak lagi dilihat sebagai konflik namun sebagai hal yang memperkaya pengetahuan.
2. Sikap terbuka
Dengan sikap yang terbuka, kesalahpahaman bisa dicegah dan meminimalisir konflik. Dari keluarga kita belajar untuk bersikap terbuka, memecahkan masalah dengan jalan untuk mencapai tujuan yang ideal. Jika dalam keluarga kita sudah membiasakan untuk bersikap terbuka, maka ketika individu terjun ke dalam masyarakat ia sudah tahu sikap yang digunakan dalam mengatasi konflik.
3. Saling menghormati dan menghargai.
Terkadang dalam keluarga sering kali kita menuntut seseorang untuk menjadi apa yang kita inginkan, mengatur dan membatasi kebebasan seseorang. Dalam keluarga baik itu orangtua ataupun anak, keduanya harus saling menghargai. Menghargai merupakan bekal penting yang harus dilahirkan dalam keluarga agar kelak ketika kita sudah bisa menghargai keluarga kita sendiri, kita juga bisa menghargai orang lain, masyarakat lain dan bangsa lain.
4. Memaafkan.
Manusia penuh dengan keterbatasan dan kekhilafan dalam hidupnya, oleh sebab itu memaafkan menjadi hal yang penting dalam keluarga sebagai tempat kita berlatih.
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama kita untuk mempelajari emosi. Pembelajaran emosi ini bukan hanya melalui hal-hal yang diucapkan dan dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak-anaknya, melainkan juga melalui contoh-contoh yang mereka berikan sewaktu menangani perasaan mereka sendiri atau perasaan yang biasa muncul antara kedua orang tua. Ada orang tua yang berbakat sebagai guru emosi, ada pun yang tidak. Dalam lingkungan yang hamonis ini kita mempelajari :
· Bagaimana merasakan perasaan kita sendiri.
· Bagaimana orang lain menanggapi perasaan kita.
· Bagaimana berpikir tentang perasaan ini.
· Pilihan-pilihan apa yang kita miliki untuk bereaksi.
· Serta bagaimana membaca dan mengungkapkan harapan dan rasa takut.
B. Tugas Orang Tua Menyiapkan Generasi Penerus
Bimbingan orang tua merupakan daya tangkal bagi ketahanan pribadi yang handal, melalui upaya memperkokoh pembinaan mental spiritual dan pendalaman ajaran agama. Sehingga dengan landasan etika dan moral dapat menangkis setiap bentuk godaan yang berhubungan dengan obat-obatan terlarang dan pergaulan bebas.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Ayah
Sebagai kepala keluarga, diibaratkan sebagai mata air. Bila mata air tersebut jernih, maka akan jernih pula aliran sungainya. Begitu pun sebaliknya. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Ibu
Mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Anak
Anak-anak memiliki tugas belajar agar nantinya dapat menggantikan peran sebagai orangtua. Bila terjadi konflik, penyelesaiannya tidak menggunakan pendekatan hitam putih, tetapi menggunakan cara paling baik untuk keluarga. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
C. Generasi Berkualitas Hasil dari Keluarga Berketahanan
Membangun atau membentuk generasi masa depan yang berkualitas, harus dimulai dengan mengkondisikan tiga lingkungan strategis, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh setiap individu. Disebutkan bahwa ada delapan fungsi keluarga, yang ada dalam Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994, yakni:
· Fungsi Keagamaan
untuk memelihara agama dua insan yang berlainan jenis, agar terhindar dari berbagai kemungkaran terkait dengan hubungan dengan lawan jenis.
· Sosial Budaya
Dengan fungsi ini diharapkan keluarga dapat memelihara dan memperkaya budaya bangsa.
· Cinta Kasih
mewujudkan mawaddah wa rahmah antara suami dan istri, serta anak-anak sebagai qurrota a'yun.
· Melindungi
Yakni terutama melindungi anggotanya dari api neraka.
· Reproduksi
Membuat kerangka yang terhormat dalam menjaga kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.
· Sosialiasi dan Pendidikan
Mendidik seluruh anggota keluarga, saling menasehati dalam kebaikan.
· Ekonomi
Mencukupi kebutuhan seluruh anggota keluarga.
· Pembinaan Lingkungan
Selain diharapkan untuk dapat hidup selaras dengan kondisi lingkungan, sosial dan budaya sekitarnya, keluarga juga diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap pembinaan lingkungan sekitarnya.
Ke delapan fungsi tersebut merupakan wahana persemaian nilai-nilai budaya bangsa dan norma agama yang sangat efektif untuk membangun karakter/kepribadian anak, disamping sebagai wahana ideal bagi setiap individu untuk berlatih ketrampilan, bersosialisasi maupun memompa kepercayaan diri. Karena dalam lingkungan keluarga, setiap individu dituntut tidak sekedar mampu memahami dan mengerti akan nilai, norma, ilmu dan ketrampilan, tetapi juga harus mampu pula untuk mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk membentukan generasi yang berkualitas, di butuhkan wadah sebuah keluarga yang berketahanan yang harus memenuhi tiga syarat mutlak:
1. Keluarga yang harus didasari oleh perkawinan yang sah dan memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. Keluarga yang dibangun harus memiliki wawasan ke depan, bertanggung jawab dan berkomitmen tinggi untuk hidup mandiri,
3. Keluarga yang dibangun harus mampu hidup secara harmonis, memiliki jumlah anak yang ideal (dua anak lebih baik), sehat dan sejahtera.
Ketiga syarat tersebut harus mampu dicapai oleh sebuah keluarga untuk mampu menjalankan fungsi-fungsi keluarga yang mencakup delapan fungsi. Sementara kemampuan keluarga dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga menjadi syarat yang harus dipenuhi agar keluarga yang bersangkutan dapat menjadi keluarga yang berketahanan.
Keluarga yang berketahanan akan menjadi wahana efektif untuk membentuk generasi yang berkualitas karena dalam lingkungan keluarga yang memiliki ketahanan tinggi, akan selalu mengedepankan enam aspek yang dapat dijadikan pegangan hidup bagi setiap individu yang ada didalamnya terutama anak sebagai calon generasi penerus keluarga, masyarakat dan bangsa.
download full makalah : click here