BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Seseorang dapat membuat suatu
hipotesis, sekali suatu hipotesis disusun langkah selanjutnya membuat rancangan
percobaan untuk membuktikannya. Hal ini merupakan prosedur percobaan, yang
biasanya terdiri dari empat tahap:
1. Memilih bahan yang tepat untuk diuji
2. Menentukan sifat yang akan diukur
3. Memilih prosedur untuk mengukur sifat tersebut
4. Menentukan prosedur untuk memastikan apkah pengukuran yang di buat itu mendukung hipotesis
Untuk membuktikan atau menolak
suatu hipotesis, disusunlah apa yang umunya disebut sebagai rancangan suatu
percobaan, yang mempunyai tiga komponen utama yang dipakai sebagai unsur-unsur
percobaan, yaitu:
1.
Pendugaan galat
a.
Kesalahan percobaan (galat percobaan)
b.
Ulangan
c.
pengacakan
2.
Pengawasan galat
3.
Penafsiran hasil yang tepat
1.
PENDUGAAN GALAT
a.
Kesalahan Galat
Perbedaan di antara tempat perlakuan yang diperlakukan sama disebut dengan galat percobaan. Galat ini menjadi
dasar utama untuk memutuskan apakah
perbedaan yang diamati adalah nyata atau karena kebetulan saja. Jelasnya,
setiap percobaan harus dirancang untuk mendapatkan suatu ukuran tentang galat
percobaan.
Ambilah contoh, seorang petani yang memiliki dua varietas benih yang
berbeda, sebut saja varietas A dan varietas Lalu ia menebar benih tersebut
dalam dua petak yang memiliki ukuran yang sama, 1 petak untuk varietas A dan 1
petak yang lainnya untuk varietas B. Kemudian hasil benih yang lebih tinggi
dianggap lebih baik.
Hal ini tentu saja tidak benar, karena hasil yang berbeda di antara dua
petak tersebut disebabkan bukan hanya karena faktor varietas yang berbeda.
Walaupun dalam dua petak tersebut, ditanam dua varietas benih yang sejenis,
hasilnya pasti akan tetap berbeda. Ini disebabkan bahwa adanya faktor lain
seperti kesuburan tanah, kelebapan, kerusakan hama penyakit, dan burung.
Itulah sebabnya kita harus menduga galat yang akan terjadi pada suatu
percobaan.
b.
Pengulangan
Dengan cara yang sama bahwa paling sedikit dua petakan yang varietasnya
sama diperlukan untuk menentukan perbedaan di antara petak yang diperlakukan
sama, galat percobaan dapat diukur hanya jika terdapat paling sedikit dua petak
yang ditanami dua varietas yang sama (mendapat perlakuan yang sama). Sehingga,
untuk mendapatkan galat percobaan diperlukan ulangan.
Fungsi Ulangan:
1)
Untuk menghasilkan
nilai-dugaan bagi galat percobaan
2)
Meningkatkan ketelitian
/ ketepatan percobaan
3)
Memperluas daya cakup
kesimpulan percobaan
4)
mengendalikan ragam
galat percobaan.
c.
Pengacakan
Pengacakan menjamin setiap
varietas akan mempunyai peluang yang sama untuk dinyatakan pada setiap petak
percobaan, dan akibatnya akan ditanam di setiap lingkungan tertentu yang ada
dalam lokasi percobaan.
Fungsi Pengacakan:
Untuk menghindari bias atau untuk memperkecil bias yang mungkin terdapat dalam percobaan.
Pengacakan dibagi menjadi dua cara, yaitu:
1)
cara
lotre (paling sederhana)
2)
dengan
menggunakan tabel bilangan acak
Karena
sampel mencerminkan
populasi, pengambilan sampel harus se-obyektif
mungkin, dengan cara random / acak, yang antara
lain dapat dibedakan sebagai berikut:
I.
Random
sampel
II.
Pengambilan
sampel secara sistematik
III.
Random
sampel berstrata
I.
Random sampel
a.
Lotre
1.
cara I :
·
Satuan
percobaan diberi nomor 1, 2, 3, 4 dan 5.
·
Ambil
5 potongan kertas kecil tuliskan
huruf P, Q, R, S dan T kertas
digulung ambil satu persatu.
·
Pengambilan
pertama tertulis Q, berarti ditempatkan
pada satuan percobaan ke 1.
·
Pengambilan
kedua tertulis T, untuk satuan percobaan ke 2.
~dan seterusnya
2.
cara II :
·
1,
2, 3, 4 dan 5
ditulis di kertas dan di gulung.
·
P,Q,R,S, dan T ditulis di kertas dan di gulung.
·
Pengambilan
pertama pada
perlakuan tertulis = Q, pengambilan pertama pada satuan percobaan = 2.
·
Maka Q menempati satuan percobaan ke 2.
~dan seterusnya
b.
Tabel bilangan acak
Contoh:
Suatu
percobaan mendapat perlakuan A, B, C dan D masing-masing
diulang 5 kali. Maka
harus ada 20 satuan percobaan yang harus disediakan.
A1
|
A2
|
A3
|
A4
|
A5
|
B1
|
B2
|
B3
|
B4
|
B5
|
C1
|
C2
|
C3
|
C4
|
C5
|
D1
|
D2
|
D3
|
D4
|
D5
|
Cara penempatan
perlakuan-perlakuan tersebut ke dalam satuan-satuan
percobaan adalah sbb:
a)
Satuan-satuan
percobaan tersebut diberi nomor urut 1
s/d 20.
b)
Dari
tabel bilangan acak, tentukan bilangan-bilangan yang digunakan untuk pengacakan. Misalkan:
421658 027639 516240 743165 926304 895421 195237
c)
Yang
diperlukan hanya sampai no 20. Dilakukan pengelompokan beranggotakan 2 angka sebanyak 20 gugus (bila ada gugus sama, lewatkan)
d)
Bilangan
di atas diberi nomor urut sesuai urutannya (bilangan kecil pertama adalah 02)
e)
Berdasarkan
point (d) didapatkanlah, perlakuan
A (ulangan 1 s/d 5) ditempatkan pada satuan percobaan nomor 9, 3, 13, 1, 18. Perlakuan B menempati nomor 7, 10, 14, 8, 17. Dan seterusnya, sehingga
diperoleh:
II.
Pengambilan Sample Secara
Sistematis
Macam-macam
cara pengambilan sampel secara sistematik:
1)
cara
diagonal, cara bujursangkar, cara leter L,
2)
cara
hitungan (misalnya tiap hitungan ke 3)
3)
cara
bentuk segitiga, dll.
III. Random
sampel berstrata
Dipakai
bila populasi tidak
homogen, maka perlu
distratakan terlebih dahulu menjadi
bagian-bagian yang homogen. Dari bagian-bagian homogen inilah baru diambil sampelnya.
2.
PENGAWASAN GALAT
Terdapat tiga teknik yang umum digunakan untuk mengendalikan galat
percobaan dalam penelitian pertanian, yaitu :
1.
Pengelompokan
2.
Teknik pemetakan yang tepat
3.
Analisis data
1.
Pengelompokan
Dengan menaruh satuan-satuan percobaan yang seserupa
mungkin bersama-sama dalam kelompok yang sama dan menerapkan semua perlakuan ke
dalam setiap kelompok secara terpisah dan acak, keragaman di antara kelompok
dapat diukur dan dikeluarkan dari galat percobaan. Dalam percobaan lapangan di
mana keragaman di dalam suatu lapangan percobaan dapat diperkirakan,
pengurangan yang nyata dalam galat percobaan biasanya diperoleh dengan
menggunakan pengelompokan yang tepat.
2.
Teknik Pemetakan yang Tepat
Di butuhkan teknik yang tepat untuk menangani setiap
sumber keragaman, dan diperlukan pengawasan seketat mungkin untuk meyakinkan
bahwa keragaman di antara petak percobaan dibuat sekecil mungkin. Diperlukan
juga bahwa semua faktor lain seperti hara tanah, energi matahari, populasi
tanaman, kehadiran hama, dan semua faktor lingkungan lain perlu dijaga secara
seragam untuk semua petakan dalam percobaan.
3.
Analisis Data
Dalam kasus di mana hanya dengan melakukan pengelompokan
mungkin tidak dapat mencapai pengendalian galat percobaan yang cukup, pemilihan
analisis data yang tepat dapat sangat membantu. Sidik peragam adalah yang
paling umum dilakukan untuk tujuan ini. Dengan mengukur satu atau lebih
peragam, sifat yang diketahui mempunyai hubungan fungsional dengan sifat yang
menjadi tujuan utama. Analisis sidik peragam dapat mengurangi keragaman di
antara satuan percobaan dengan mengoreksi nilai-nilainya terhadap suatu nilai
peragam yang umum.
3.
PENAFSIRAN HASIL YANG TEPAT
Suatu ciri yang penting dalam
rancangan percobaan adalah kemampuan untuk mengelola secara seragam semua
faktor lingkungan yang tidak merupakan bagian dari perlakuan yang sedang
dinilai. Keragaman ini merupakan keuntungan dan juga kelemaha dari suatu
percobaan yang terkendali. Meskipun menjaga keseragaman sangat penting untuk
mengukur dan mengurangi galat percobaan, yang mudah diperlukan dalam menguji
hipotesis, karakteristik yang sama sangat membatasi daya guna dan penyamarataan
hasil percobaan, suatu pembatasan yang harus selalu dipertimbangkan dalam
menafsirkan hasil percobaan.
download full makalah : click here